Danau Maninjau di Agam, Sumatera Barat, yang bening bagai kaca,
menyimpan sumber protein yang berlimpah seperti ikan, udang, kerang, dan siput;
yang diolah dengan begitu lezat oleh masyarakat di sekitar danau maninjau, bila
Anda berwisata ke sana, banyak jenis kuliner dengan hasil tangkapan nelayan
dari Danau Maninjau yang disajikan. Yang populer seperti palai rinuak atau pepes ikan rinuak--jenis ikan yang amat kecil sebesar korek api yang berenang di permukaan danau. Lainnya ada gulai ikan sasau dan ikan baung.
Dan jangan lupa camilannya, langkitang pedas dan tumis pensi. Langkitang
ini adalah salah satu jenis siput air tawar yang hidup di danau,
sungai, hingga muara. Cangkangnya hitam dan memanjang, sebesar
kelingking. Langkitang ini diolah dengan cara digulai kering dengan santan kental dan cabai hijau sehingga kuahnya tinggal sedikit.
Bumbu dan santannya semua meresap ke dalam cangkang langkitang,
yang ujungnya sudah dipotong. Jadi rasanya gurih dan lezat dengan aroma
gulai yang wangi dan tidak berbau lumpur. Rasa pedasnya juga hanya
selayang karena menggunakan cabai hijau sehingga warna kuahnya juga
kuning kehijauan. Pas untuk camilan karena tidak terlalu pedas.
Pemotongan
ujung cangkang ini bertujuan agar siput ini bisa disedot. Bila tidak,
jangan harap bisa sukses menyedot siput ini dari cangkangnya. Cara
makannya juga unik. Langkitang yang sudah digulai ini disedot, dan ini perlu beberapa kali latihan, tapi tidak sulit. Langkitang ini dijual dalam baskom besar dan ditakar dengan gelas, lalu dimasukkan ke dalam kantong plastik. Satu gelas hanya Rp 3.000.
Camilan
bercangkang lainnya adalah pensi atau remis. Ini juga kerang air tawar
yang banyak terdapat di Danau Maninjau. Tergeletak di dasar perairan
danau yang dangkal. Pensi ini bentuknya seperti kerang mini, cangkangnya
dua dan simetris berwarna cokelat. Ukurannya hanya 1 hingga 2
sentimeter.
Makanan dari pensi ini biasanya hanya ditumis dengan
bumbu ringan, seperti bawang, daun bawang, dan daun seledri, dengan kuah
berlimpah. Rasa kuahnya segar dan khas karena pensi ini banyak
mengandung zat kapur dari cangkangnya.
Membuat tumis pensi ini
juga gampang. Setelah bumbu ditumis, ditambahkan air hingga menggelegak,
lalu langsung dimasukkan pensi dengan cangkangnya. Tunggu beberapa saat
hingga kedua cangkang terbuka, pensi bisa langsung diangkat. Memakannya
lebih gampang dari menyedot langkitang. Tinggal diemut dengan
cangkang hingga dagingnya yang putih keluar atau diambil daging pensinya
dengan tangan dan dimakan bersama kuahnya yang segar.
Tidak hanya di Maninjau, gulai langkitang
dan pensi dari Maninjau ini juga dijual di banyak pasar tradisional di
Sumatera Barat, seperti di Bukittinggi dan di Pasar Raya Padang, karena
cukup populer sebagai camilan. Biasanya langkitang dan tumis pensi ini dimakan ramai-ramai saat bersantai bersama teman dan keluarga.
Salah seorang penjualnya adalah Azizah di Pasar Raya Padang. Tiap hari ia menjual dua baskom besar langkitang dan sebaskom besar pensi. "Pelanggannya sudah ada, jadi tiap hari selalu habis. Langkitang dan pensi yang saya jual ini dari Danau Maninjau. Penjual lainnya ada yang membawa pensi dari Danau Singkarak dan langkitang dari muara di Pasaman," katanya.
source
No comments:
Post a Comment